Hal ini bersamaan bersama VISI Unja yang baru Menjadikan UNJA sebagai A World Class Entrepreunership University ( HYPERLINK “https://www.unja.ac.id/visi-dan-misi/” https://www.unja.ac.id/visi-dan-misi/). Setidaknya ada dua indikator wajib dalam Visi ini: “World-Class” dan “Entrepreneurship” – keduanya wajib menjadi acuan dalam tiap tiap praktek dan pelaksanaan Tri Dharma (Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian pada Masyarakat).

Pencapaian tujuan ini pasti tidak mudah. UNJA dan segenap jajarannya wajib melakukan upaya strategis bet 10 yang terintegrasi lewat sebuah perencanaan terstruktur, massif, dan terukur dalam kurun waktu spesifik secara bertahap (milestones) untuk menanggung bahwa pencapian Visi/Misi, Tujuan, dan Sasaran dapat terwujud. Idealnya, Visi wajib menjadi cermin pelaksanaan kegiatan akademis kampus, agar dalam hiruk pikuk kehidupan kampus dapat nampak “nuansa” ke dua indikator visi secara nyata. Praktek kegiatan kemahasiswaan wajib mencerminkan nuansa “World-Class” dan “Entrepreneurship”.

Perencanaan kurikulum dan juga mekanisme pelaksanaan perkuliahan menjadi aspek esensial dalam upaya pencapaian visi Unja yang baru. Prodi sebagai ujung tombak pelaksanaan akademis wajib mengadopsi komitmen dan konsep kewirausahaan dalam tiap tiap praktek Tri Dharma yang tergambar dalam kurikulumnya. Pelaksanaan perkuliahan wajib mengedepankan pada penanaman konsep dan komitmen “Entrepreneurship” kepada mahasiswa agar mereka mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan wawasan kewirausahaan disamping penguasaan subtansi keilmuan dan kekhasan prodi yang diembannya.

Sebagai sebuah PT yang berstandar internasional, lulusan Unja juga wajib dapat berkompetisi pada tingkat global. Penguatan pemanfaatan Bahasa internasional layaknya Bahasa Inggris menjadi keharusan disamping penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang handal dan mumpuni sebagaimana lazimnya dimiliki oleh lulusan mahasiswa berasal dari PT luar negeri yang bertaraf internasional.

Meskipun berat dan wajib waktu yang lumayan panjang untuk mencapainya, tujuan ini wajib menjadi patokan dalam skema perencanaan kegiatan akademis Unja. Praktek dan perilaku akademis wajib memperlihatkan pola dan system berskala world dan dapat diwujudkan secara bertahap. Pendeknya, kegiatan Tri Dharma UNJA (Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian pada Masyarakat) wajib berorientasi pada upaya pencapaian VISI UNJA.

Lulusan yang berjiwa wirausaha tidak wajib menjadi pengusaha. Seorang Entrepereneur sejati dapat menjadi biasa berfikir dan berbuat secara dinamis, inovatif dan kreatif, dan juga dapat mewujudkan konsep-konsep baru menjadi kenyataan dalam kehidupan sehari-hari dimanapun dia berada dan bekerja. Setiap lulusan Unja wajib dapat melacak kesempatan dan kesempatan untuk melahirkan gagasan dan analisis visioner yang dapat membuahkan perubahan dan pembaharuan dalam beraneka bidang cocok keahliannya.

Meskipun bertugas sebagai pegawai pemerintah yang bertugas melayani masyarakat atau menjadi pimpinan di instansi pemerintah baik eksekutif, legislatif, ataupun yudikatif, lulusan Unja diinginkan dapat menerapkan komitmen entrepreneurship agar mereka dapat tampil sebagai tokoh pembaharuan dan berani melakukan trobosan baru.

Lulusan Unja dapat menjadi political pengusaha atau entrepreneurial leader yang dapat membuahkan kebijakan-kebijakan inovatif untuk membantu kemajuan daerah dan masyarakat (Schneider plus Teske 1992). Seorang yang berjiwa kewirausahaan politik (political entrepreneurship), misalnya, wajib dapat mengeksplorasi peran politik kearah pengusaha agar dia dapat menambah perkembangan regional dalam beraneka wujud kewirausahaan.

Apapun bidang pengetahuan dan keahliannya, lulusan UNJA bukan cuma dituntut untuk professional slot garansi dibidangnya, namum juga dapat berperilaku dan berpikir inovatif, kreatif, dinamis, dan independent sebagai pengejawantahan komitmen entrepreneurship dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk melacak keberadaan dan penerapan komitmen entrepreneurship lulusan Unja, beberapa waktu yang sesudah itu LP3M Unja menyusun formulir tracer study dengan.

Survey ini mempunyai tujuan untuk meraih data berkenaan pekerjaan para lulusan, juga lulusan yang berwirausaha baik sebagai pekerjaan utama maupun sebagai pekerjaan sampingan. Survey ini juga mempunyai tujuan untuk meraih data dan mengukur kesuksesan penerapan kurikulum kewirausahaan yang diberikan kepada mahasiswa semasa mereka kuliah di Unja.

Survey juga melacak perjalanan karir lulusan yang bekerja baik sebagai aparatur pemerintah, karyawan swasta, maupun pekerja khusus dan juga melacak informasi apakah lulusan memperlihatkan komitmen kewirausahaan dalam bekerja atau bekerja melacak kesempatan penyediaan lowongan kerja bagi orang lain.

Gambar. Pertanyaan pada formulir tracer study yang berkenaan bersama pekerjaan alumi sebagai pengusaha.

Hasil survey memperlihatkan fenomena menarik. Sebagian besar lulusan Unja selalu belum optimal dalam menerapkan komitmen entrepreneurship dalam bekerja, baik sebagai aparatur sipil negara, karyawan swasta dan pekerja pribadi. Setidaknya ada 2 (dua) berkenaan yang diduga menjadi penyebabnya:

Kurikulum yang ada belum terstandar bersama baik, baik berasal dari aspek konsep pembelajarannya maupun tehnik penyampaiannya agar praktek pembelajaran di tiap tiap prodi tidak mempunyai kualitas yang sama.
Jumlah dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan selalu amat sedikit dan waktu ini terkonsentrasi di FEB dan beberapa orang di Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan. Jumlah ini amat sedikit dan belum lumayan untuk melayani 13 Fakultas atau 87 Prodi yang ada di UNJA.
Sebagai langkah untuk raih visi kewirausahaan Unja, maka ke dua rintangan selanjutnya wajib segera diselesaikan yaitu bersama cara:

Menyusun wejangan pembelajaran kewirausahaan UNJA setara bersama 9 SKS untuk tiap tiap program studi, yang secara komperhensif dapat menanamkan jiwa dan kebolehan kewirausahaan kepada lulusan, dan juga dapat diinternalisasi oleh tiap tiap prodi di UNJA cocok bersama bidang keilmuannya.
Menambah kuantitas dosen yang mengajar matakuliah-matakuliah kewirausahaan lewat Diklat Calon Dosen Kewirausahaan, agar tiap tiap prodi mempunyai minimal 3 (tiga) dosen pengampu matakuliah kewirausahaan dan melakukan Diklat Penyegaran pada para dosen selanjutnya tiap tiap tahun.
Pada tahun 2019, LP3M Unja dapat melakukan ke dua pekerjaan di atas. LP3M waktu ini tengah menyusun wejangan pembelajaran (mata kuliah) kewirausahaan agar pembelajaran mata kuliah selanjutnya di tiap tiap program studi di Universitas Jambi mempunyai konten dan metode penyampaian yang dapat menanamkan jiwa dan kebolehan berwirausaha kepada mahasiswa sekaligus menumbuhkan atmosfer wirausaha di lingkungan prodi, fakultas dan universitas. LP3M juga dapat melakukan Diklat Calon Dosen Kewirausahaan untuk menambah kuantitas dosen Kewirausahaan agar tiap tiap prodi mempunyai kuantitas dosen kewirausahaan slot bet 200 yang memenuhi untuk melakukan pembelajaran mata kuliah kewirausahaan bersama baik.